Wednesday, August 29, 2012

Butir butir hikmah ramadhan

Ramadhan telah berlalu
ada kesedihan selintas dalam jiwaku
namun cepat terhapus galau yang bergelayut lebih besar di otakku
Walau tidak aku pungkiri nikmatnya ramadhan tahun ini
masih tersisa di sela-sela malamku kini
aku sempatkan berdiri tetrtatih menghadap Illahi robbi
masih ada gerak bibir sedikit kelu mengeja lafadz- lafadz firman agung Mu
juga masih bergumam bibir dan lidahku menyebut nama Mu walau tak keseluruhan asma Mu.

Ramadhan telah berlalu dengan sejumput kenangku
pada suatu malam di sepuluh malam terakhir ramadhanku
riuh rendah suara dzikir itu ... perlahan merambat memlalui gendang telingaku
berangsur turun ke rongga dada
ke bilik- bilik hatiku
kemudian menyelimuti jantungku bersatu dalam gelora jiwa
satu detak satu lafadz itu,
subhanalloh, ... nikmat sekali kala itu.

Hampir tak dapat kusimpulkan hikmah ramadhanku
karena semua hampir sama dengan ramadhan tahun-tahun yang lalu
Sehingga kupilih hikmah terbaik menurutku pada ramadhan kali ini
walau hanya satu butir hikmah saja

Sebuah penyesalan barangkali itulah butir hikmah ramadhanku,
Mengapa baru sekarang aku merasakan jatuh cinta
Mengapa baru kali terakhir ramadhan aku menemukan sesuatu yang sangat berharga
Mengapa kesadaran itu timbul setelah sekian waktu aku senantiasa menjual kesadaranku pada yang lain.
Namun itulah saat terindahku pada ramadhan kali ini
Setidaknya aku telah memiliki kesadaran dengan sebuah sesal

Aku anggap itu lalilatul qodr yang diturunkan Alloh kepadaku melalui malaikat Jibril yang datang padaku malam itu.